Rabu, 13 Desember 2017

Alvawan Nazmi: Surat untuk Tgk KONDANG M Erwin Assikulaty

Assalamualaikum.

Dengarkan desahan saya ini, dengan begitu, saya menulis cerita dengan nada islami sehingga tidak ada kata bangsat dalam cerita ini.

Dia adalah Erwin, waktu kecil dia sangat cemen, selalu takut dengan perempuan, memiliki sifat dewasa, gak suka pacaran, paling pandai MTQ, kalau masalah agama dia jagonya. Ketika sekolah, saya tidak terlalu dekat dengannya, bukan tipe bermain saya. dia Alim, jadi not level bagi saya. karena kalian tahu, kalau saya masa kecil sangat brengsek. 

Ketika tamat sekolah kami berpisah. tak ada kata perpisahan, saya pindah sekolah ke luar kota Dengar-dengar dia mulai masuk pesantren dan belajar agama disana.
Dia sudah dewasa sekarang, gosip itu beredar. Dia menjadi sukses! Saya senang mendengarnya, karena sekarang teman saya ini menjadi seorang Tgk di salah satu dayah di Kecamatan Sawang.

Seiring waktu, dia akhir melepas masa lajangnya dan menikahi perempuan satu kampung dengannya. Beruntungnya dia menikahi perempuan yang dia kagumi selama ini.

Saya merasa ciut, melihat dan menerawang, banyak teman saya di bangku sekolah yang sudah menikah sekarang. Bagaimana dengan saya? Ah, biarkan Allah menunjukkan jalan yang terbaik bagi saya. doa kan saja supaya mendapat jodoh yang Sholeha.



Harapan saya kepada Tgk Erwin. Jadilah Tgk dengan pemikiran Ilmiah seperti Ust. Somad. Jangan menanam Ideologi kepada santri yang belum bisa dibuktikan secara Ilmiah serta pemikiran filsafat yang gelap. Berpedomanlah kepada Al-quran dan Hadist, sehingga waktu memberikan ceramah tolong kaitkan dengan kehidupan sehari-hari secara Ilmiah. 

Hanya itu, yang bisa saya ceritakan tentang teman saya ini.
Insyaallah kalau kita bertemu nanti, izinkan saya menjadi murid seperti saya yang haus akan ilmu Agama.

Waalaikumsalam saudara...

Kamis, 07 Desember 2017

Surat Untuk Dedi Ferdian Sang Melokonis What The Fucker

Tulisan ini lahir, ketika saya mengunjungi sekolah dasar di Banda Aceh. Ketika itu saya mengantarkan surat Undangan Seminar. Melihat anak-anak SD bermain, belajar dan berlari-lari ada suatu hal yang menyenangkan, membuat saya tersenyum, alangkah bahagianya mereka.

Ada juga siswa SD yang dikejar oleh guru karena bandel. “Hai neuk bek batat tat, buk cubit teuk” mungkin kalimat itu bisa mengambarkan keadaan saya waktu lalu. Masa saya berlari-lari dengan sahabatku. Iya dia! Fuck him. Kalau saya tulis tentang teman satu ini, rasanya berada pada masa lalu saya.

Teman saya satu ini tidak jauh beda dengan saya. Dia dicintai oleh guru sedangkan saya selalu dimarahi oleh guru. Iya dulu anaknya pintar, tapi sekarang dia udah bego.

Dia selalu menjadi cemoohan dari teman gank kami, dia selalu diejek kekurangannya, “kamu lihat dian? Dian siapa? Pak ian ‘juleng’? oh ada, dia lagi berak di sungai itu! 

Sungai itu bisa kitakan katakan sungai kecil, atau ‘lueng’ besar, lebar lueng itu cuma 2 meter dan panjang lueng itu sekitar 4 Km. Tepat samping sekolah sungai itu dijadikan tempat berkumpulnya gank kami, kecuali pak Ian, dia jarang ke lueng itu, karena dia dimarahi oleh buk guru, kalau mau ke lueng itu sih pak ian cuma berak ajaSaking dicintai oleh semua guru, saya menjadi cemburu sama kampret itu, saya berencana untuk membuang dia ke lueng itu. Dia tidak setia kawan, dia bego! Paling bisa cari perhatian. 

Dia sekarang sudah dewasa (ah, ngak bisa lagi ku pukul dia karena nanti ada perlawanan).
Dia sudah tamat kuliah sebagai teknik industri.
Dia sekarang menjadi operator sekolah terkemuka di gampong saya. Dia hobi sepak bola namun sok pandai main bola. Dia punya masalah tapi tidak pernah mengadu atau mengeluh dengan masalahnya. Hal ini yang menjadikan sosok pak ian salah satu cowok cool di gampong saya. Katanya dia punya cewek namun setelah diteliti tidak ada. Entahlah mungkin hanya imajinasinya saja. 

Namanya sahabat saya ini, Dedi Ferdian. Dia salah satu teman diwaktu Sekolah Dasar, dan MTsN. Kami sangat dekat sekali, kami bersaudara. Tapi kami sering berkelahi satu sama lain. Hal yang saya ingat waktu SD kelas 6 adalah saya pernah menarik baju ke kelas dan memukul perutnya! “Hukh” suara yang keluar dari mulutnya. Syukur dia tidak  membalas pukulan saya, seperti anak bego! Begitu jahatnya saya waktu kecil. HAHAHAHA. Saya hari ini menyesal telah berbuat begitu padanya. Dosakah saya? Tidak! Mana mungkin! HAHAHAAHA. Perlu saya ingatkan kembali dia! Mungkin dia sudah lupa. Maafkan dosa saya masa lalu ya. 

Cuma itu yang saya tulis buat dia. Semoga sukses terus bro! patuhi perintah pak Agus, kita sama-sama adalah murid pak agus yang akan direkom untuk meneruskan titah pemerintah gampong simpang 3 sawang aceh selatan. Tunggu saya pulang ya? Kita akan bersua kembali dan membicarakan hal seru masa SD dulu.





Sabtu, 25 November 2017

Surat untuk Ms. Zakiati yang mempesona dimata siswanya

Kecintaannya pada sekolah tak pernah surut, Ms. Zakiati bahkan mengombinasikannya dengan cara yang berbeda, gaul, menyuplai, cantik, awet, mudah bergaul dengan orang lain, pandai memberikan motivasi, sosial tinggi, lebay, modis tinggi. Semua itu mampu mengobati luka bila siapa pun yang dekat dengannya; termasuk saya.
Apa yang dilakukan Ms. Zakiati melampaui tugasnya sebagai guru. Waw.
Ia membuat sekolah tidak habis matinya. Kehadiran Ms. Zakiati di sekolah seperti magic intrasional. Sosok penuh talenta, pandai berbicara adalah skill utamanya. Salah satu daerah kekuasaannya adalah tempat piket. Duduk sambil membaca menjadi keahliannya. Ms. Zakiati mempunyai gelar nama yang saya deklarasikan yaitu Miss Prefect.

Seperti umumnya guru-guru lain, fakta seorang Ms. Zakiati tidak luput dari gosip, ia meresponnya dengan bijak serta penuh senyuman. Ms. Zakiati adalah guru sekaligus ibu yang tegar dalam persoalan kehidupan. Ia tak merasa istimewa, cuma guru biasa saja. Guru panutan terhadap siswanya.

Pada awalnya guru yang pertama kali dekat dengan saya, sesudah pak Zaini, pak Mulizar, buk Zuhra adalah Ms. Zakiati. Kami punya kesamaan satu sama lain, tingkah laku kami sama, sama-sama buat heboh, sama-sama membuat orang tertawa, sama-sama berpikir sosialita, this is real Ms. Zakiati.

Hari jadi seluruh guru se-indonesia, saya turut berpartisipasi untuk kemajuan pendidikan Indonesia, semoga semua guru sehat serta dalam lindungan Allah yang maha Esa.

Teruntuk semua guru yang ada di MAN 4 Aceh Besar, sekali lagi saya ucapkan selamat hari GURU NASIONAL. Bapak Anies Baswedan mengatakan bahwa untuk menjadi guru ada 4 level yang harus dimiliki: (1) Mengajar, (2) Mendidik, (3) Menginspirasi, (4) Menggerakkan.

Kita tahu dan masih ingat siapa guru yang paling berkesan, masa kita sekolah dulu. Ya, guru itu pasti memiliki 4 level itu. 20 tahun atau 30 tahun dari sekarang guru tersebut masih terasa dalam ingatan kita paling dalam.


Jembatan Lamnyong, 25 November 2017



Yang Terdalam.



Minggu, 09 Juli 2017

Alvawan Nazmi; Surat buat Pak Azwardi dalam bentuk KADO tentang Resensi Buku Menulis Ilmiah



Judul       : Menulis Ilmiah
Penulis     : Azwardi, S.Pd., M.Hum.
Penerbit  : Bina Karya Akademika
Terbit      : 2008
Tebal       : 269 Halaman
Harga      : Rp60.000,-

Saat ini, buku tentang Menulis Ilmiah paling kuat menjadi rujukan adalah karya Azwardi Kumpulan Artikel diterbitkan oleh Bina Karya Akademika (BKA) pada tahun 2008. Cobalah periksa cover pertama adalah sumber utamanya. Kekuatan buku ini juga terlihat dari catatan “Ilmiah” bahwa paling menonjol dalam buku ini.
Kualitas buku ini tak lepas dari rekam jejak Azwardi yang cukup mendalami persoalan-persoalan tentang ilmu bahasa yang penulis miliki, dan persoalan cara menulis Ilmiah yang lain sekiranya menjadi referensi terhadap mahasiswa/i.
Biasanya seorang penulis hanya memerlukan beberapa waktu untuk menulis, mengarang dan memproduksi topik. Penyusunan buku ini unik yaitu didasari pada praanggapan dalam memahami konteks kualitas pembelajaran untuk pengembangan bahan ajar oleh staf pengajar sesuai dengan spesialisasi ilmunya dan juga menjadikan inspirasi bagi pembaca dalam penelitian yang luar biasa.
Menulis Ilmiah bukanlah sekedar masalah, dalam masalah menjadi tantangan untuk Menulis Ilmiah. Persoalan Menulis Ilmiah adalah kesenjangan antara kemauan dan kemalasan. Jadi, apa masalahnya sekarang?
Buku ini juga bukan hanya sekedar menjelaskan tentang Menulis Ilmiah saja, melainkan buku ini juga menjelaskan tentang bagaimana masalah dalam pembelajaran menulis ilmiah, dan memperkaya referensi, mahasiswa atau masyarakat umum.  
Selain itupula, buku ini juga menceritakan berbagai topik dan pembahasan sebagai pengantar keilmuan menulis yang hidup dikalangan masyarakat, mulai dari kebiasaannya, caranya menulis, dan lain-lain hal yang dapat dipelajari dari buku ini.
Menurut penelitian yang dikutip dalam buku ini, halaman 327 berjudul “Indeks” ada dimuat dalam buku tersebut, mengapa? Jika itu dimuat kenapa buku lain tidak ada, hanya sebuah judul baru mungkin, maka itu berarti itu tidak menjadi persoalan karena bisa dimaklumkan.
Buku ini juga menjelaskan dalam bentuk kalimat yang tidak terlalu rumit sehingga mudah dipahami oleh pembacanya. Walaupun disajikan dalam kalimat simple yang sederhana, buku ini tidak menyajikan gambar, melainkan hitam-putih saja namun relevan dengan topik yang dibicarakan dan cukup memberi gambaran informasi yang jelas. Itulah yang menyebabkan buku ini terasa sedikit membosankan, namun sangat berguna bagi kita.

(+)    
-  Informatif, lengkap, dan logis.
- Menggunakan kalimat yang sederhana sehingga memudahkan yang membacanya.
          -  Terdapat sumber yang jelas.

(-)     
- Desainnya tidak menarik.
- Gambar yang disajikan tidak ada.


 *Nantikan Surat untuk Pak Dr. Wildan, M.Pd. Selanjutnyaa...

Selasa, 09 Mei 2017

The Fuck Menikah

Judulnya seperti itu, walaupun aku berprofesi sebagai pengajar dan pendidik. Bagiku, judul tersebut pantas! Kalau tidak setuju dengan judul diatas, mendingan kamu tidak usah membacanya.
Tulisan ini saya tulis buat orang yang sudah menyendiri cukup lama, cowok yang selalu berdiri samping tiang listrik sambil memandang orang menikah. 

Di Aceh, banyak dilema yang kita hadapi sehari-hari. 

Pilih wanita cantik atau wanita standar.
Pilih hidup bahagia dengan cewek miskin, atau pilih hidup dengan cewek cantik yang kaya tapi sengsara.
Pilih single, atau pilih jomblo.
Pilih nikah muda atau nikah pas pada waktunya.
Pilih mertua kaya atau mertua miskin.
Pilihan ada pada tangan kananmu.

Pedebatanku dengan temanku, sudah dimulai dari zaman kuliah duluMenurut data, ini dimulai dari ketika aku lagi betah sendiri. Ya, bahkan ketika aku selalu ditolak sama cewek yang aku taksir. 

Meskipun perdebatan tentang pernikahan sudah meluas, tak sengaja, lahirlah topik yang menarik, yaitu: kapan melaju kepernikahan? kapan membulat tanda merah pada kelender? Sudahkah anda menetapkan tanggal pernikahan pada tahun ini? Harga mayam dibeli sekarang takut naik bulan depan, dll.

Persoalan tentang pernikahan sudah meradang jauh ke pucuk telinggaku, Hak. Lebih baik kudengar singa meraung tiap hari daripada aku membahas soal pernikahan.

Perdebatan ini memicu masalah baru. Karena hal ini, aku sering kehabisan napas ketika aku bertemu dengan gebetan baru. Dan ini membuat aku sering frustasi ketika menjawab pertanyaan seperti ini?

Ikah hana cewek, pu kah priek haba kah ino
(kamu tidak punya cewek, jangan banyak ngomong)

Ikah jomblo kronis plus single meube
(kamu jomblo abadi plus single peak)

Kah hana itung le cewek karena kah hana get sikap
(kamu tidak diterima sama cewek karena kamu tidak baik sikap)

Kah lage pungo, gon dede
(kamu itu stress, dan juga dibuat-buat)


Tapi aku punya kecurigaan dengan pertanyaan para fuckers ini, kalau dibahas akan menjadi perpecahan bangsa ini. Tapi walau pun seperti itu, menurut aku perdebatan tentang pernikahan diam-diam terjadi dalam masyarakat the a long shit (orang yang sendiri). Karena semua orang pasti berpikir, kapan aku bisa nikah?

Hari ini aku akan bilang, siapa yang akan kunikahi. Aku akan bilang siapa cewek yang akan aku pilih. Aku akan memilih istri masa depan.

Pembaca jangan tutup dulu atau tidak mau membaca lagi. Jangan marah sama aku, jangan bakar handphone kamu, karena aku akan jelaskan kenapa aku milih istri masa depan. Aku milih istri masa depan, karena aku bisa mengharap istri taat agama, cantik, kaya, baik, setia, yang bisa menerima aku apa adanya datang dalam pelukkanku.

Biar aku jelaskan lebih lanjut. Cowok ketika dia suka sama cewek, itu karena diam-diam ngarap untuk bisa menerima dia. Dia akan diam-diam bayangin pacaran sama cewek tersebut. Ini problemnya sama aku. Aku sekarang cuma bisa ngelakuin itu. Aku tidak berdaya lagi tentang perdebatan itu.

Bisa kalian bayangkan, kalau aku ngarap sama istri masa depan, dan suatu saat, semua keinginanku terkabul, dengan keajaiban alam. Dimana aku dapat yang terbaik.

Akan tiba masa nya. Ketika aku pergi ke Mall Suzuya, atau ke Stand Expo gitu, terus aku melihat cewek perfect disana. Aku mengedipkan mata kapadanya, dan dia balas. Maka, surga telah menerimaku.

Aku tidak tahu, istriku seperti apa. Kalian juga ngak tahu, kalian suami siapa?

Maka itulah alasan kenapa aku memilih istri masa depan. Karena aku bisa ngarap sama dia yang dimasa depan. 

Kamis, 01 September 2016

Alvawan Nazmi; Surat Sejati Buat Guru Raihanah Elyani

Ini adalah cerita tentang guru yang kurang tersenyum. 
Seorang guru yang mengajar di Sekolah MAN 3 Rukoh, Darussalam, Banda Aceh.

Kelas satu, tahun 2005.

Ketika itu, jam pelajaran kosong. Kami mendadak kedatangan guru Matematika. Namanya Buk Raihan. Guru super cepat; kalau jalan cepat, kalau ngajar cepat, kurang senyum, kurang basa-basi. 

Hai.....


Kayaknya buk Raihan waktu kecil orangnya tertutup sekali. HAK.

Setiap masuk, senyumnya selalu tidak ada. Hanya berfokuskan pada pelajaran saja. Walaupun begitu kami terasa dekat dengan beliau. Tapi, kharisma Buk Raihan tu yang tidak pernah hilang dari mata kami. Begitu cantik, perawakannya, sangat menjunjung tinggi nilai perempuan. 

Akan tetapi, jujur Buk. Saya dan teman cowok yang lain tidak mengerti Matematika yang Ibuk ajarkan. Kami hanya memerhatikan cara mengajar Ibuk yang sangat sedap. Tidak ada satu pun yang tersirat dalam kepala saya, hanya saja Kuadrat itu yang mengoyangkan kepala saya.

Ibuk Raihan di mata saya adalah seorang pejuang. Petarung dalam kehidupan. 
Saya sangat suka dengan tipe petarung. Hehe. Andai saja…. Beliau masih MUDA. HAK. 

Saya sudah sangat lama tidak berjumpa dengan beliau. Tapi... karena kesibukkan.... Hmhmhm.

Oke ya. WE LOVE TEACHER RAIHANAH ELYANI. 

Senin, 01 Agustus 2016

Alvawan Nazmi; Surat Buat Nurul Ismi Siswa yang terimut se-Galaksi

Seorang Siswi memberikan tulisan ini kepada saya. Sebuah tulisan yang menyentuh menurut saya. Dan membuat saya merenung dalam-dalam lalu sampai sekarang masih saya ingat. 

Saya bagikan di sini karena saya ingin agar Guru diluar sana jangan takut untuk memberikan Metode yang baru yang dianggap aneh bagi siswa/i yang diajarkan. 
Yang belum pernah membacanya bisa bermanfaat.



Hai, Nurul Ismi apa kabar?
Semoga selalu baik-baik saja ya. Kamu masih ingat dengan kelakuan saya, mengajar di kelas kamu? kalau benar kamu ambil ya, kalau salah kamu bakar saja. 



Begini ceritanya...

Pertama sekali saya mengajar di sebuah sekolah, saya bertemu dengan banyak siswa/i, mulai dari kelas 1 sampai kelas 3. Saya ditugaskan mengajar untuk kelas 1-4, 1-3 dan 1-5. Sebelum saya terjun, saya menyiapkan Metode Mengajar Stand Up Comedi yang masih panasnya masa itu. Metode seperti ini jarang atau bahkan tidak ada Guru yang pakai. Saya berevolusi sendiri. Bagaimana kejadiannya, apabila saya memakai metode seperti itu.

Metode dengan judul Saya Galau, menjadi trend topic di sekolah. Tiap kali saya masuk kelas siswa/i berteriak “Bapak Galau…….!!” 
Ada yang berbisik-bisik, “Eh, tahu enggak? Bapak Galau mau masuk tuh.” 

Di setiap sudut, di setiap peluang, di setiap jalan, Kata Bapak Galau selalu terdengar dan menghantui saya setiap hari. Banyak siswa/i yang komplen terhadap cara mengajarku. Kadang mereka senang, kadang juga mereka kesal dan marah. Bahkan ada yang buat status di Facebook "Pagi-pagi udah Galau, Hadeuuhh..."

Sudahlah, Mungkin itulah yang mengingatkan saya sama siswa/i di sekolah.

Saya salut dengan kalian semua anak kelas satu yang saya ajari dulu. Sekarang mereka sudah menjadi anak-anak hebat. Ada jadi Dokter, Guru, Teknik, Entrepreneur, dll.
Saya selalu mengingat kalian….
Pesan saya, ‘Be humble n keep spirit.’

Jumat, 15 Juli 2016

Fight for Reviewing Permit Oil Palm

SUATU pagi saya iseng menyimak timeline di media sosial. Jangan salah paham, saya tidak sedang membuat status. Iseng saja. Ketika membaca timeline tersebut, ternyata disana saya menemukan lomba Blog yang diselenggarakan oleh BLOG MATA (Masyarakat Transparansi Aceh) dengan tema Review Izin untuk Penataan Perizinan yang fokus pada mendorong Pemerintah Aceh untuk melakukan review izin perusaahaan pemegang Hak Guna Usaha (HGU) sawit yang beroperasi di Aceh.

Bagi mereka yang bergerak dalam bidang perekonomian, masyarakat yang tinggal di perbatasan antara Kabupaten Aceh Selatan dan Kawasan Ekosistem Leuser, istilah kelapa sawit menggambarkan bahwa masyarakat dan perusahaan swasta sama-sama saling berkerjasama untuk mencari keuntungan. Itu tentu membutuhkan integritas tersendiri bagi masing-masing pihak.

Beberapa perusahaan besar, saya tahu, memiliki semacam pusat sosilisasi dan pelatihan untuk bisa merangkul para petani agar tidak terjadi konflik antara perusahaan tertentu maupun satwa yang ada di dalam kawasan ekosistem leuser seperti Gajah, Harimau, Badak dan Orang utan.

Masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang dampak kawasan ekosistem leuser jika terjadi perluasan tanaman kelapa sawit. Karena mereka belum dibekali ilmu yang memadai tentang bagaimana cara pengelolaan lahan kelapa sawit dan sistem ekspansi yang berkelanjutan. Dibukanya beberapa lahan baru perkebunan kelapa sawit oleh Perusahan Perkebunan Swasta atas seizin Pemerintah Aceh, membuat para masyarakat berpikir panjang untuk bisa me Review Izin untuk Penataan Perizinan ini.

Masyarakat di Aceh Selatan, yang tinggalnya tidak jauh dari Hutan Lindung Leuser, berharap untuk bisa mereview kembali surat izin perluasan perkebunan kelapa sawit. Karena tanpa disadari oleh kita, tiap tahun Hutan Lindung Leuser semakin parah. Betapa kebanyakan masyarakat yang hidup diperbatasan kawasan Hutan Leuser belum tahu, kalau lahan tersebut akan diperluas lagi untuk ditumbuhi tanaman kelapa sawit. Di samping itu, sumber daya masyarakat juga minim, itu tentu menjadi semacam otokritik untuk saya.

Rupanya Pemerintah Aceh akan melakukan kebijakan menghapus kawasan ekosistem gunung leuser itu. Sedangkan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) merupakan salah satu wilayah konservasi paling penting di muka bumi. Lalu, untuk apa dihapus?

Sekarang mari kita lihat potret yang lebih besar lagi. Menurut Yayasan HakA, luas hutan Aceh pada tahun 2006 seluas 3,34 juta hektare, namun kini tersisa seluas 3,050 juta hektare. Data dari dokumen Governor Climate and Forest (GCF) task force pada periode 2006 hingga 2009 saja, Aceh kehilangan 160 ribu hektare lebih. Di mana luas hutan Aceh pada 2006 mencapai 3,34, berkurang menjadi 3,18 juta hektare pada 2009. Pada periode itu laju kerusakan hutan di Aceh mencapai 32 ribu hektare. Sedangkan kerusakan hutan periode 2014 dan 2015 sekitar 21.056 hektare. Di mana luas hutan Aceh pada 2014 mencapai 3,071 juta hektare dan berkurang menjadi 3,050 juta hektare pada tahun 2015. Hitungan ini menunjukkan bahwa sebesar 54% dari dari daratan Aceh masih berupa tutupan hutan alam. Kerusakkan yang paling parah adalah kabupaten Aceh Timur mencapai 4.431 hektare, Kabupaten Aceh Selatan mencapai 3.061 hektare, Kabupaten Aceh Utara 1.771 hektare, Kota Subulussalam 1.475 hektare, dan Kabupaten Gayo Lues mencapai 1.401 hektare.

Apa artinya? Mengenai Review izin usaha perkebunan perusahaan sawit sebagai bagian penataan perizinan di Aceh, harusnya betul-betul disepakati oleh berbagai pihak. Betul-betul ditelaah kembali atas berbagai masalah yang dihadapi ke depan. Atau, kalau kita sederhanakan, jangan asal tebang demi kepentingan oknum yang tidak bertanggung jawab.

Celakanya, sistem pengelolaan “orang dalam” diam-diam juga melakukan rencana untuk bisa mengambil keuntungan. Bahkan, perkebunan kelapa sawit kerap dijadikan sebagai devisa paling utama untuk Negara.

Masih banyak Perkebunan Kelapa Sawit diperbatasan Kawasan Leuser, tiap tahun sedikit-dikit akan diperluas baik itu disengaja maupun tidak. Maka, tak heran kalau upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Aceh untuk melakukan review izin usaha perkebunan perusahaan sawit di Aceh, sejauh ini tidak terasa informasi yang sampai ke Masyarakat apalagi “Blusukkan” meninjau langsung ke sini. 

Sebab, hanya dengan cara itulah, Pemerintah Aceh saling melakukan musyawarah bersama antara pihak perusahaan pemegang Hak Guna Usaha (HGU), masyarakat gampong yang tinggal, para tokoh masyarakat, dan berbagai pihak yang mendukung akan lebih baik dalam proses perizinan perkebunan kelapa sawit.

Pada banyak kasus, kondisi semacam itu memicu moral hazard: memperoleh keuntungan dibidang kelapa sawit jauh lebih penting ketimbang memikirkan dampak yang terjadi bagi satwa leuser, seperti Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), yang baru saja ‘naik kelas’ menjadi satwa yang masuk dalam kategori “Kritis” atau Critically Endangered dalam Daftar Merah IUCN.

Jadi, asal bisa tebang/tanam saja tanpa berpikir panjang, meski itu lahan atau hutan bukan persoalan. Bahkan, tak penting pula pemerintah mengatur sendiri dengan iming-iming Perda atau apalah. Pokoknya asal bisa memenuhi kuota pemasukan devisa daerah dan Negara.

Kita juga bisa memotret fenomena itu dari maraknya artikel, video tentang kerusakkan hutan dan lahan yang tidak dikelola secara baik. Bahkan, ada yang caranya lebih kasar. Cobalah masuk Google dan ketik kata kunci Kerusakan Hutan. Di sana, kita akan menemukan video/artikel tentang penggundulan hutan secara berlebihan. Di samping itu, pembunuhan Gajah Sumatera semakin maraknya terjadi karena gadingnya di pasar gelap kian melonjak. Miris, bukan?

Fakta-fakta itu jelas mengundang perhatian serius oleh Masyarakat Transparan Aceh melihat dampaknya terjadi terhadap punahnya megafauna bila lahan hutan dan konservasi terus berkurang. Bukan saja itu, dampak yang terjadi juga dirasakan oleh Kaum Perempuan terhadap izin usaha perkebunan sawit dan juga partisipasi kelompok perempuan tertentu dalam mendorong perbaikan tata kelola hutan dan lahan di Aceh.
  
Pasalnya, Kaum Perempuan kesulitan mencari air bersih, mata air pengunungan sudah mulai kering. Banjir setiap tahun semakin besar. Kaum Perempuan turut membantu perekonomian keluarga yang bergantung pada Hutan Leuser, sebagai simbol kemakmuran Aceh berada di bawah ancaman besar.

Itu sebabnya Kaum Perempuan dan Kelompok Perempuan fight for reviewing permit oil palm atas apa yang diputuskan oleh Pemerintah Aceh. Sebab, kita tahu untuk meneruskan kehidupan Kaum Perempuan dan anak-anak mereka yang masih tertinggal dipelosok butuh tempat mencari yang lebih baik, dan juga tempat huni yang layak. Seperti air bersih, udara yang bersih tanpa menghirup asap karena pembakaran lahan gambut untuk penanaman kelapa sawit.


Kita tentu tidak boleh membiarkan hal semacam itu menjadi berlarut-larut. Masalah yang terjadi di dunia kelapa sawit kita ini akan menjadi tantangan tersendiri, bukan hanya bagi pemerintahan dr. H. Zaini Abdullah - Tgk. Muzakir Manaf, tetapi bagi kita semua. Di sinilah, saya kira, revolusi mental, termasuk dalam bidang kelapa sawit, akan menemukan relevansinya. 

 

Total Tayangan Halaman

Alvawan Nazmi. Diberdayakan oleh Blogger.