Kamis, 07 Desember 2017

Surat Untuk Dedi Ferdian Sang Melokonis What The Fucker

Tulisan ini lahir, ketika saya mengunjungi sekolah dasar di Banda Aceh. Ketika itu saya mengantarkan surat Undangan Seminar. Melihat anak-anak SD bermain, belajar dan berlari-lari ada suatu hal yang menyenangkan, membuat saya tersenyum, alangkah bahagianya mereka.

Ada juga siswa SD yang dikejar oleh guru karena bandel. “Hai neuk bek batat tat, buk cubit teuk” mungkin kalimat itu bisa mengambarkan keadaan saya waktu lalu. Masa saya berlari-lari dengan sahabatku. Iya dia! Fuck him. Kalau saya tulis tentang teman satu ini, rasanya berada pada masa lalu saya.

Teman saya satu ini tidak jauh beda dengan saya. Dia dicintai oleh guru sedangkan saya selalu dimarahi oleh guru. Iya dulu anaknya pintar, tapi sekarang dia udah bego.

Dia selalu menjadi cemoohan dari teman gank kami, dia selalu diejek kekurangannya, “kamu lihat dian? Dian siapa? Pak ian ‘juleng’? oh ada, dia lagi berak di sungai itu! 

Sungai itu bisa kitakan katakan sungai kecil, atau ‘lueng’ besar, lebar lueng itu cuma 2 meter dan panjang lueng itu sekitar 4 Km. Tepat samping sekolah sungai itu dijadikan tempat berkumpulnya gank kami, kecuali pak Ian, dia jarang ke lueng itu, karena dia dimarahi oleh buk guru, kalau mau ke lueng itu sih pak ian cuma berak ajaSaking dicintai oleh semua guru, saya menjadi cemburu sama kampret itu, saya berencana untuk membuang dia ke lueng itu. Dia tidak setia kawan, dia bego! Paling bisa cari perhatian. 

Dia sekarang sudah dewasa (ah, ngak bisa lagi ku pukul dia karena nanti ada perlawanan).
Dia sudah tamat kuliah sebagai teknik industri.
Dia sekarang menjadi operator sekolah terkemuka di gampong saya. Dia hobi sepak bola namun sok pandai main bola. Dia punya masalah tapi tidak pernah mengadu atau mengeluh dengan masalahnya. Hal ini yang menjadikan sosok pak ian salah satu cowok cool di gampong saya. Katanya dia punya cewek namun setelah diteliti tidak ada. Entahlah mungkin hanya imajinasinya saja. 

Namanya sahabat saya ini, Dedi Ferdian. Dia salah satu teman diwaktu Sekolah Dasar, dan MTsN. Kami sangat dekat sekali, kami bersaudara. Tapi kami sering berkelahi satu sama lain. Hal yang saya ingat waktu SD kelas 6 adalah saya pernah menarik baju ke kelas dan memukul perutnya! “Hukh” suara yang keluar dari mulutnya. Syukur dia tidak  membalas pukulan saya, seperti anak bego! Begitu jahatnya saya waktu kecil. HAHAHAHA. Saya hari ini menyesal telah berbuat begitu padanya. Dosakah saya? Tidak! Mana mungkin! HAHAHAAHA. Perlu saya ingatkan kembali dia! Mungkin dia sudah lupa. Maafkan dosa saya masa lalu ya. 

Cuma itu yang saya tulis buat dia. Semoga sukses terus bro! patuhi perintah pak Agus, kita sama-sama adalah murid pak agus yang akan direkom untuk meneruskan titah pemerintah gampong simpang 3 sawang aceh selatan. Tunggu saya pulang ya? Kita akan bersua kembali dan membicarakan hal seru masa SD dulu.





Ditulis Oleh : Unknown // Kamis, Desember 07, 2017
Kategori:

0 komentar:

 

Total Tayangan Halaman

Alvawan Nazmi. Diberdayakan oleh Blogger.