Kamis, 27 Agustus 2015

Cewek di Aceh belum tahu tentang cinta

Gujarat India pertama kali mendarat pada abad ke-7. Gujarat india banyak membagi ilmu kepada rakyat Aceh, baik itu tentang keagamaan, perdagangan maupun kultur budaya. Perkembangan zaman juga mengubah peradaban manusia untuk lebih maju dan modern. Tak kalah juga tentang percintaan.

Kehidupan adalah cerita yang ditulis dalam sehari-hari. Cerita itu dijadikan sebagai bahan pengingat dalam kebersamaan atas apa yang kita lakukan sehari-hari. Cerita ada juga ditulis bahkan ada yang diangkat menjadi Film.

Nah, Untuk membahas cinta, terlebih dahulu kita membahas Film cinta yang ada di berbagai negera. Tiap Negara memiiki Film dengan alur cerita yang beraneka ragam, seperti Film india sangat diakui kehebatannya dibelahan dunia, Film yang selalu ada tarian, nyanyian dan disapu sedikit dengan dilema percintaan. Kalau tidak ada tarian atau nyanyian percintaan tidak akan srek jadinya.

Film Thailand, film yang selalu dikaitkan dengan cinta diam-diam, cinta yang terpendam, namun di akhir cerita selalu mengenak dihati para penontonnya. Contoh lain di Film Korea, yaitu cerita cinta yang penuh makna, keren namun tajam, kalem namun begitu mempesona, ngak banyak dialog namun nekat pada waktu penembakkan. Kalau Film di Indonesia; pada bagian awal dimulai dengan kisah cinta menarik, di tengah perjalanan cerita cintanya selalu berantakkan, ditambah-tambah dengan peran tokoh ntah darimana, dan pada diakhir, filmnya pasti membosankan, karena Mudah di TEBAK.

Kita lihat Negeri Yah waa, (ACEH). Sebuah provinsi ujung tanduk masuknya perdaganggan timur tengah dan eropa bahkan Afrika. Apa yang kita lihat disini? Sesuai dengan judul diatas, dapat saya utarakan di bawah ini.

Cinta itu adalah sebuah pengorbanan. Atau bisa diasumsikan dengan berbagai arti, terserah si pembaca. Seseorang bisa mengorbankan apa saja ketika jatuh cinta. Namun yang terjadi hanyalah di Film-film. Tidak banyak cewek yang saya temui di Aceh yang benar-benar tahu akan cinta. Semenjak saya pacaran dengan cewek aceh, saya benar-benar tahu kalau cewek di Aceh memang tidak tahu dengan cinta.



Kebanyakkan dari mereka yang pacaran itu bukan dilandaskan oleh cinta namun saling manfaatin satu sama lain. Begitu pula yang menikah, mereka cuma mencari patokan kelayakkan hidup satu sama lain, yang cowok mencari cewek yang ada jabatan seperti pns, pengusaha, punya banyak tanah, dan cewek sebaliknya. Agar yang cewek/cowok bisa menumpang hidup satu sama lain.

Banyak yang saya temui, kalau dari sekian banyak mereka yang ada di Aceh cuma pacaran dan menikah itu bukan atas dasar cinta. Ini yang menjadi suatu masalah. Ketika mereka pacaran sampai 5 atau 7 tahun kemudian tanpa sebab PUTUS. Apakah tidak sakit hati kalau kejadiannya begitu. Lalu sikap kejahatan akhirnya timbul, seperti memperkosa, membunuh, dan paling parah itu pakai dukun alias santet.

Ini yang terjadi sekarang, bagaimana mungkin seseorang menikah tanpa adanya cinta, pasti suatu ketika perceraian akan datang, walaupun dijodohkan, walaupun nanti orangtua dari kedua pasangan ikut terlibat, hasilnya minim sekali kalau itu bakal kembali rujuk. Kurun waktu pasti bakal cerai juga.

Cinta itu adalah dasar mengapa kita sama dia pacaran, mengapa sama dia kita menikah itu yang menjadi alasannya. Contoh yang saya lihat sekarang ini adalah seorang pemuda dari luar kota sudah 6 tahun tinggal di desa, kerena usahanya sudah maju, dia memilih menikah dengan orang sini, tanpa dasar cinta yang kuat. Kenalan 5 hari langsung ngelamar. Orangtua dara cuma setuju aja. Ya, mau gimana lagi, pertama anak daranya ngak laku,kedua karena melihat pemuda itu kaya, bisa menghidupi anaknya, menikah dalam secepatnya adalah urusan paling tepat. Bukan dilihat latar belakang pribadi pemuda tersebut, namun melihat dari sisi kekayaan.

4 tahun sesudahnya. Usahanya kandas dipasaran alias bangkrut. Karena  penekanan ekonomi yang berat, akhirnya dia pindah ke luar kota dengan membawa istri dan anaknya. Banyak orangtua yang tidak berilmu. Main cepatnya saja, biar orang sekampung tahu kalau anaknya bisa dapat mantu yang lebih dari yang lain. Rasulullah pernah mengatakan, kalau kamu ingin kaya, menikahlah, dan pilihlah wanita shaleha dan laki-laki shaleh.

1 tahun berada di luar kota, istrinya pulang dengan membawa anaknya. Sehingga orang desa semuanya tahu. Bahwa pemuda tersebut sudah bercerai dengan istirnya. Karena diluar kota usaha bisnisnya tidak berhasil. Begini sebab kalau tidak ada landasan cinta ketika seseorang melakukan pernikahan. Enak cuma sebentar, 1 atau 2 tahun lalu selanjutnya…

Coba diperhatikan lingkungan sekarang, banyak pemuda/i sekarang pacaran dikarenakan berbagai faktor, seperti “aku mau pacaran dengannya karena dia keren, tampan, kalau mau selfi ngak malu-maluin”. “Aku mau pacaran dengannya karena dia cantik, soalnya saya ngak malu ketika ada teman yang tahu kalau saya dapat cewek manis,cantik dan perfect”.

Tulisan ini, bukan untuk mengkritik kehidupan orang diluar sana. Aku mau pembaca berhenti sejenak, berpikir sebentar. Apa sih yang kita lakukan ketika kita jatuh cinta satu sama lain, apa sih yang kita lakukan ketika kita belum ada rasa cinta namun dipaksakan untuk bersama.

Film tergelamnya kapal van der wijck karya Buya Hamka adalah sebuah Film yang sangat bagus buat kita tonton. Cerita tentang cinta, kesetian, dan pengorbanan. Film yang mengetarkan jiwa anak muda/i.

Zaman dulu suku, jabatan, ninik mamak, kekayaan, asal muasal keluarga, sangat diutamakan ketika menerima lamaran seorang pemuda pada masa itu.

Namun, tahun 2015, walaupun zamannya teknologi menganas, dilema seperti itu masih dipegang oleh keluarga di Aceh. Asalkan anak dara kita bahagia dan hidup senang, apapun kami lakukan. Begitulah perkataan orangtua masa kini. Film tenggelamnya kapal van der wijk, sangat original cerita. Kisah nyata yang sangat mencolok, dimana sang pemuda menghisap darah cinta yang menggema, seakan-akan pemuda itu mati karena cinta. Cinta yang telah dikhianati oleh sang pujaannya.

Cinta tak harusnya abadi, dan tak harusnya mustahil. Cinta tak seharusnya memilih dan tak seharusnya memiliki.

Pertanyaannya, Apakah percintaan jaman dulu dan sekarang berbeda? Kalau pun berbeda, Apa landasannya cinta itu berbeda?. Saya rasa sama saja. Yang membedakan buka cintanya namun patokkan daerahnya.

Cewek di Aceh belum tahu tentang cinta.

Ditulis Oleh : Unknown // Kamis, Agustus 27, 2015
Kategori:

2 komentar:

triumph friendship club mengatakan...

Membaca tulisan saudara laksana ratapan hati yang pilu, tulisan yg berasal dari pengalaman pribadi...
Saya do'akan agar saudara menemukan cinta sejati. Seorang gadis yang mencintai anda karena ALLAH dan anda juga sebailknya...Mencintai sesuatu yang bukan karena ALLAH adalah fana...laksana dunia ini...

Mohon maaf apabila ada kata yg tak berkenan...
Hormat saya,
Fyrach

Unknown mengatakan...

amin. terima kasih banyak telah berkunjung dan mendoakan saya.
sukses selalu

 

Total Tayangan Halaman

Alvawan Nazmi. Diberdayakan oleh Blogger.