Tulisan ini saya didekasikan kepada temanku yang mengenal akan diriku. Angkatan 2008, Man 3 Rukoh Banda Aceh.
Nama dia Isra Rahmi, panggilan curet. Iya, curet. Entah siapa yang memberi nama kotor itu untuk dia. Oke caulm down. Orangnya biasa aja. Tapi
banyak yang bilang badan dia
kurus kering, tingginya 166
cm, setahuku. Kalau mau lihat ciri-cirinya silahkan lihat poto dibawah ini:
Dulu di MAN
3 Rukoh, aku salah satu cowok yang nembak dia secara langsung. Tapi cuma adengan
rekaan. Ya. Saat itu, pertama kali masuk sekolah, kami kenak ospek sama kakak leting.
Kami digenjet habis-habisan. Waktu itu, ada kakak letting yang gerjain aku.
Karena aku terlihat bego dan malu-maluin. Aku disuruh kasih bunga sama
cewek tadi yaitu Isra. ‘Nih, bunga,’ kataku.
Momen seperti itu belum pernah kurasakan sebelumnya… GILAAAKK MEN, itu
pertama kali nembak cewek depan orang banyak. Tapi cuma sandiwara saja. HUFP.
Dia termasuk salah satu cewe yang terkenal di sekolah dari Kelas 1 sampai kelas 3.
Pertama kali masuk kelas 1, aku merasa canggung dengan dia, kayaknya perasaanku udah
punya pacar gitu. Sebenarnya pengen aku dekatin, karena muka dan badanku tak
memenuhi kriteria, aku akhirnya memudar.
Masih di kelas 1. Banyak cerita tentang kepedeannya dihadapan teman
lain. Misalnya ada kegiatan PMI di Aula. Dia selalu bisa, mencuri perhatianku dan teman lainnya. Dia selalu cuek kepada cowok, kalo diajak gomong
pasti dia melihat kemana-mana. Paling kesal.
Aku gak tahu apa
yang sebenarnya terjadi tentang asmaranya. Dia tertutup. Mungkin dia milih
jomblo dari kelas 1 sampai kelas 3. Aku ngak tahu pasti. Dan sampai saat itu statusnya belum jelas
apakah dia pernah pacaran dengan cowok lain atau ngak?
Aku ngak berani macam-macam dengannya. Dia terlalu pintar untuk membuat
suasana jadi kacau menjadi tentram. Pernah sewaktu aku godain tapi godaan aku
belum mempan. Mungkin harus dibumbumi dengan cabe nuklir.
Ini ya, aku kasih tahu sama teman yang lain. Isra itu susah taklukkan.
Semenjak kelas 2 dan 3 aku berpisah dramatis dengannya, tidak ada canda
dan tawa lagi, tidak obbrolan intim lagi, tidak ada curi pandang lagi. Semuanya
buyar, gone, and meledak.
Aku tidak lagi mengenalnya seperti dulu, cuma mengenalnya seperti itu
saja.
Akan tetapi, momen itu masih membekas dalam pikiranku. Momen penembakkan
tolol itu; tolol karena aku mau menembak dia dan kasih bunga untuk dia.
Dimanapun kamu berada, aku cuma bisa berdoa; supaya kamu panjang umur,
sukses selalu dan mendapat jodoh sesuai harapanmu.
*doa seorang lelaki bodo
0 komentar:
Posting Komentar