Tulisan ini saya didekasikan kepada temanku yang mengenal akan diriku. Angkatan 2008, Man 3 Rukoh Banda Aceh
![]() |
Erli Marlina |
Dia sok;
sok pintar, sok tahu, sok-sok-an. Aku bisa menilainya dari dulu. Tingginya 165
cm, kurus, wajahnya kayak ibu PKK, lembut, karena kutahu aku pernah memegang
tangannya. Bersih, putih, latah, takut, phobia terhadapku. Aku ngak tahu
kenapa, ketika melihatku dia selalu saja menghindar dan lari dari kenyataan.
Tanpa kusadari, aku binggung sendiri, atas apa yang pernah kulakukan atau
apakah aku dianggap paling ditakuti selain SETAN. Aku tidak mengerti.
Ketika itu,
seragam baru milikku tercium wangi, menandakan baju itu baru saja kubeli. Hari
itu, mendung. Pertama
kali masuk sekolah Man 3 Rukoh, aku tidak begitu peduli dengan orang sekitar
termasuk para cewek. Bagiku mereka biasa saja. Mereka selalu pergi bersama-sama
dan mempunyai kelompok atau grup. Aku tidak heran. Akan tetapi perasaan yang
menyebalkan itu timbul. Aku bisa menerawang lawan terberatku di dalam kelas
adalah seorang cewek.
Selama
seminggu di mulai proses pembelajaran.
Aku terus saja bermain dengan teman para cowok tolol (kamu tahukan teman
mainku siapa saja?). Ketika itu, pelajaran
Matematika masuk, Nama gurunya Buk Raihan. Minggu demi minggu semua pelajaran
masuk. Aku sudah merasa letih, kusut, seperti orang bodoh. Gagasan ilmu yang
kutuangkan dalam kelas di banting begitu saja oleh cewek sok ini.
Perdebatan demi
perdebatan dimulai. Perang antar suku tak henti-hentinya. Dia sudah kelewatan
kepintarannya. Jagonya sudah tidak bisa dikontrol, semua anak cowok benci kali
melihat dia. Tapi dengan kepintarannya dan kebodohan terhadap diriku aku selalu
saja mencontek punya dia. Semua anak cowok goblok berharap ilmu kepadanya.
Tiap pagi,
kalau saja ada tugas PR pasti dia selalu diburu oleh semua cowok. Apalagi kalau
tidak mencontek.
Semua telah
terjadi, kelas 2 kami pisah begitu juga kelas 3. Tapi masih satu sekolah cuma beda
kelas. Tidak ada
lagi perdebatan, tidak lagi ada perang suku.
Semuanya
hampa.
Sekarang dia masih sama, SOK. Pergaulannya tidak jauh. Dia tertutup sekali. Dia orang rumah. Susah kali
berteman dengannya. Dia pilih-pilih dalam hal pertemanan.
Pertanyaannya
adalah KENAPA KAMU BEGITU? ERLI MARLINA. Kamu harus jelaskan kepada publik. Beri kami keterangan.
Oke begitu
saja ya. Aku benci melanjutkan surat ini. Hufp.
Itu aja ya.
Oke itu aja. LOL.
0 komentar:
Posting Komentar