Selasa, 03 Februari 2015

“Dosen dan Mahasiswa”

Saya akan coba menuangkan peralatan di dalam pikiran ini ke sebuah tulisan.
Dosen adalah seorang tenaga pendidik yang bertugas menyampaikan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa. Dosen hanya mendapat lebih dahulu ilmu tersebut, bukan berarti dosen itu yang paling tahu. Dosen itu mengajari bukan hanya dengan ilmu teoritisnya tetapi juga dengan sikapnya di dalam ataupun di luar kampus.
Mahasiswa adalah subjek yang dapat menjadi labil dan bahkan melebihi kelabilan para siswa SMA. Mahasiswa adalah titik dimana jati diri seseorang dibentuk dan merupakan titik kritis dalam perkembangan hidup seseorang. Ketika pada masa SMA dia sangat rajin, bisa jadi saat mahasiswa dia malah berbalik menjadi sangat pemalas. Umumnya perkuliahan tidak dilakukan serutin saat masa SMA karena ada kemungkinan jeda saat jam atau hari tertentu. Pola belajar yang sangat individu semasa SMA juga menjadi masalah karena mahasiswa dituntut untuk mampu bekerja secara individu dan kelompok.
Mahasiswa harus mampu berfikir kreatif dengan memanfaatkan nalarnya. Otak untuk dapat berkembang juga harus dipacu kemampuan nalarnya. Ada baiknya antara kemampuan menghafal dan bernalar dapat saling bersinergis agar kemampuan mahasiswa lebih lengkap.
Ilmu pengetahuan merupakan hal utama yang harus dikejar oleh mahasiswa. Ilmu pengetahuan dapat berupa perubahan pola pikir dan tingkahlaku mahasiswa kearah yang lebih baik. Pola pikir dapat diartikan sebagai pengetahuan secara teoritis yang diawali dengan ketidakpahaman menjadi lebih paham, dapat juga dari ketidaktahuan menjadi tahu. Pola pikir dapat berupa kemampuan otak untuk bisa lebih kreatif dalam bernalar dari sebelumnya, termasuk kemampuan dalam memecahkan masalah.
Masalah yang kami hadapi sekarang ini adalah masalah yang pastinya sudah menjadi hal yang lama dibicarakan oleh masyarakat di Aceh Selatan. Sekarang, kami sedang meneliti tentang cerita rakyat di Kabupaten Aceh Selatan tentang Misteri Tuan Tapa yang ceritanya masih simpang-siur ditengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk membangun kembali jaringan cerita rakyat yang relevan tanpa memultimatum cerita yang tidak sebenarnya menjadi cerita rekayasa dikalangan masyarakat. Artinya, penelitian ini sangat penting untuk Mahasiswa dan Dosen menelusuri cerita yang paling nyentrik di daerah penghasil pala terbesar di Aceh, karena daerah ini menjadi icon positif terhadap lambang ibukota Aceh Selatan. 
Tulisan ini ibarat tempat bercermin agar bisa lebih baik. Terkadang, kita pergi ke daerah orang sana, lalu bercerita tentang daerah kita sambil mengada-gada. Sehingga ketika orang daerah sana pergi ke daerah kita, kemudian ditelusuri, maka otomatis ceritanya sudah pasti berbeda.
Melihat kekurangan daerah kita, agar mampu menutupinya, dan mampu memperbaikinya. Ada baiknya Dosen dan Mahasiswa bisa saling berkerjasama, semua saling melengkapi, dan saling mendoakan pasti penelitian ini akan suskses. Ilmu bukan sekedar ditebar lalu ditinggal begitu saja dan membiarkannya ditumbuhi semak belukar. Ilmu harus ditebar, “dikasih tahu kepada orang yang belum tahu, lalu bagi yang tahu harus dikasih tahu”, sehingga yang menjadi janggal wajib dipertanyakan dan mencari jawabannya dengan segera. Ketika mencari, maka kita akan memberi jawaban lebih banyak. Ketika sudah dapat jawabannya, maka kita harus siap memberi kepada orang lain dan menjadikan lebih bermanfaat.

*Hormat selalu kepada dosen-dosen Staitapaktuan.
Ekspetasi tinggi juga kepada para Mahasiswa/i Staitapaktuan karena akan menjadi penerus bangsa.

Ditulis Oleh : Unknown // Selasa, Februari 03, 2015
Kategori:

0 komentar:

 

Total Tayangan Halaman

Alvawan Nazmi. Diberdayakan oleh Blogger.