Saya akan coba menuangkan peralatan di dalam pikiran
ini ke sebuah tulisan.
Dosen adalah seorang tenaga pendidik yang bertugas
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa. Dosen hanya mendapat lebih
dahulu ilmu tersebut, bukan berarti dosen itu yang paling tahu. Dosen itu
mengajari bukan hanya dengan ilmu teoritisnya tetapi juga dengan sikapnya di
dalam ataupun di luar kampus.
Mahasiswa adalah subjek yang dapat menjadi labil dan
bahkan melebihi kelabilan para siswa SMA. Mahasiswa adalah titik dimana jati
diri seseorang dibentuk dan merupakan titik kritis dalam perkembangan hidup
seseorang. Ketika pada masa SMA dia sangat rajin, bisa jadi saat mahasiswa dia
malah berbalik menjadi sangat pemalas. Umumnya perkuliahan tidak dilakukan
serutin saat masa SMA karena ada kemungkinan jeda saat jam atau hari tertentu.
Pola belajar yang sangat individu semasa SMA juga menjadi masalah karena
mahasiswa dituntut untuk mampu bekerja secara individu dan kelompok.
Mahasiswa harus mampu berfikir kreatif dengan
memanfaatkan nalarnya. Otak untuk dapat berkembang juga harus dipacu kemampuan
nalarnya. Ada baiknya antara kemampuan menghafal dan bernalar dapat saling
bersinergis agar kemampuan mahasiswa lebih lengkap.
Ilmu pengetahuan merupakan hal utama yang harus
dikejar oleh mahasiswa. Ilmu pengetahuan dapat berupa perubahan pola pikir dan
tingkahlaku mahasiswa kearah yang lebih baik. Pola pikir dapat diartikan
sebagai pengetahuan secara teoritis yang diawali dengan ketidakpahaman menjadi
lebih paham, dapat juga dari ketidaktahuan menjadi tahu. Pola pikir dapat
berupa kemampuan otak untuk bisa lebih kreatif dalam bernalar dari sebelumnya,
termasuk kemampuan dalam memecahkan masalah.
Masalah yang kami hadapi sekarang ini adalah masalah
yang pastinya sudah menjadi hal yang lama dibicarakan oleh masyarakat di Aceh
Selatan. Sekarang, kami sedang meneliti tentang cerita rakyat di Kabupaten Aceh
Selatan tentang Misteri Tuan Tapa yang ceritanya masih simpang-siur ditengah
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk membangun kembali jaringan cerita
rakyat yang relevan tanpa memultimatum cerita yang tidak sebenarnya menjadi
cerita rekayasa dikalangan masyarakat. Artinya, penelitian ini sangat penting
untuk Mahasiswa dan Dosen menelusuri cerita yang paling nyentrik di daerah
penghasil pala terbesar di Aceh, karena daerah ini menjadi icon positif
terhadap lambang ibukota Aceh Selatan.
Tulisan ini ibarat tempat bercermin agar bisa lebih
baik. Terkadang, kita pergi ke daerah orang sana, lalu bercerita tentang daerah
kita sambil mengada-gada. Sehingga ketika orang daerah sana pergi ke daerah
kita, kemudian ditelusuri, maka otomatis ceritanya sudah pasti berbeda.
Melihat kekurangan daerah kita, agar mampu
menutupinya, dan mampu memperbaikinya. Ada baiknya Dosen dan Mahasiswa bisa
saling berkerjasama, semua saling melengkapi, dan saling mendoakan pasti
penelitian ini akan suskses. Ilmu bukan sekedar ditebar lalu ditinggal begitu
saja dan membiarkannya ditumbuhi semak belukar. Ilmu harus ditebar, “dikasih
tahu kepada orang yang belum tahu, lalu bagi yang tahu harus dikasih tahu”, sehingga
yang menjadi janggal wajib dipertanyakan dan mencari jawabannya dengan segera. Ketika mencari,
maka kita akan memberi jawaban lebih banyak. Ketika sudah dapat jawabannya,
maka kita harus siap memberi kepada orang lain dan menjadikan lebih bermanfaat.
*Hormat selalu kepada dosen-dosen Staitapaktuan.
Ekspetasi tinggi juga kepada para Mahasiswa/i Staitapaktuan karena akan
menjadi penerus bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar