Sabtu, 25 Juli 2015

Intuisi dalam Menikah

"Maaf, aku tak sepandai nenek dan ibumu dalam hal memasak. Tapi semoga cintaku, sampai nanti, sanggup menyamainya. Karena melebihi, mungkin tak bisa".


Ketika nanti aku melamar kamu di depan orang tuamu aku akan bilang kalau aku bukan manusia sempurna, walaupun punya kekurangan, aku yakin kamu bisa melengkapinya. Aku ngak bisa bayangkan nanti, saat ketemu orangtuamu dan keluarga besarmu (InsyaAllah kalau ada umur panjang) apa yang harus kukatakan? Apa yang harus aku lakukan sehingga mereka tahu kalau nanti aku bisa menjagamu sampai bila-bila.

Memang aku belum mendapatkan perkerjaan tetap, statusku masih pengangguran, dan aku yakin aku tidak tinggal diam saja, aku akan berusaha untuk membahagiakanmu.

Membeli tanah adalah impian terbesarku untuk masa depan kita, karena aku tidak mau lama-lama tinggal dirumah orangtuamu. Aku bukan Pria pemalas, yang bisa lama-lama menopang hidup dari orangtuamu. Apapun akan kulakukan untuk bisa tinggal berdua bersamamu dan anak-anak kita nantinya.

Besar harapan, aku akan menikahimu. Iya, aku punya pacar, tapi aku belum ketemu dengan orang yang aku cari selama ini, kalau aku serius, pasti aku dan kamu bertemu. 

Ditulis Oleh : Unknown // Sabtu, Juli 25, 2015
Kategori:

0 komentar:

 

Total Tayangan Halaman

Alvawan Nazmi. Diberdayakan oleh Blogger.