Internet
disini gampang-gampang susah, maklum masih di desa. Bisa internet tuh mulai
pukul 12 malam sampai pukul 9 pagi. Bayangkan saja pertumbuhan badanku,
sekarang turun sederas-derasnya. Aku sekarang kurus basah, kelopak mata jadi
hitam, janggot dan kumis mulai tumbuh tak karuan dan yang paling sial, aku
harus tidur mulai pukul 10 pagi sampai 12 siang (hanya dua jam), makan+salat
terus kerja lagi. Eaakk.
Bay
the wahai. Sekarang lagi masa libur sekolah selama satu minggu. Jujur, aku
kangen banget suasana sekolah. Dan yang paling aku kangenin adalah seseorang
itu tuh. Hehee.
Aku
mencoba mengikung cerita beberapa minggu lalu, yang ngak sempat aku cerita
disini.
Sekolah: tempatku mengajar. Aku tiba ke sekolah pada
pukul biasanya. Setibanya aku ke sekolah, aku masuk ke kantor Dewan Guru dan
melihat ada sosok wanita yang belum kukenal.
Karena penasaran aku bertanya pada Pak Putra kebetulan ada disampingku.
Aku: siapa pak?
Aku: siapa pak?
Pak Putra: Guru baru.
Aku: cantik pak ya?
Pak Putra: ah, biasa aja. Cantik istri saya di rumah.
Aku: gitu pak ya?
Pak putra: iya. Kenapa bapak naksir ya?
Aku: ah ngak, biasa aja.
Pak putra: samperin dulu sana pak!
Aku: Bapak udah salamannya.
Pak Putra: udah, pergi dulu sana salaman.
Aku: nantilah pak, kan biasa aja.
Pak
putra: hahahahaa..
Namanya
Cut Elvira Nurdin, S.Kom. Panggilan Evi. Dia
cantik, hidungnya mancung, ngak seperti hidungku pesek hitam pekat seperti taik
kerbau. Dia mengajar jurusan program komputer, sama sepertiku yang
ngajar komputer juga, tapi mata pelajarannya berbeda.
Sudah seminggu lebih dia berada di sekolah. Waktu itu dia
masuk pas ujian semester. Setiap hari aku lihat dia, dia dan dia terus. Yaah, kalau
ngak ngomong juga kita nanti disangka sombong. Hari
itu aku yang memulai beranikan diri buat ngomong ke dia. (maaf bukan acara penembakkan ya). Dia orangnya ramah,
ngomongnya pun lepas gitu. Aku berusaha membuatnya ketawa dengan leluconku. Sekali
lagi, orangnya mudah diajak gobrol, saking mudahnya aku jadi tergila-gila
dengannya. Suka? iya. Sayang? Belum tahu nih. Hehe..
Suatu ketika disesi pembicaraan yang alot, dia ngak
nanggung-nanggung curhat masalah percintaannya. Aku sih dengar aja, dan ngasih
saran gratis buat dia pastinya, itu kan yang cewek-cewek mau? (sialan!)
Dia bilang kalau dia udah bertunangan dengan orang lain,
rasa suka aku, hancur dalam seketika. Seperti bom suriah, hancur dan
tercabik-cabik.
Tapi apa boleh buat, dia sudah mempunyai pasangan. Biasalah
ternyata aku hanya sebatas suka aja, gugur satu tumbuh berjuta. Hahahaa. Bagaimana kalau sayang? Oh tidak. Aku akan merebutnya walau jalu kuning belum
tegak. Hahaaa. (mulai gilaa)
Nah
sejak itu, aku mengurung niat buat ngejar dia lagi. Kasian cowoknya, dia akan menderita. Terlalu jahat ngak aku ya,
kalau aku membuat putus mereka, aku ngerasa jahat? Hmhm.
(ini aku yang baik atau aku yang jahat? *Binggung
juga aku disini). Hehe.
Aku heran, kenapa pas aku suka cewek, selalu sudah punya pasangan. Seperti si Dia: gebetan lamaku. sudah setahun kenalan,
eh’ ternyata di Dia mempublis poto cowoknya di Twiter. Kenapa baru sekarang Dongok!! Kenapa? Sengaja bikin hatiku remuk seremuknya ya. Kenapa Tuhaannnn. (kumat
lagi lebay).
Sejak itu, aku hampir aja hilang akal dan mau bunuh diri.
Ewek gemuk, cewek kurus dan cewek sedang-sedang saja sudah
aku coba buat aku pacarin. Tapi tetap begitu. Cinta bertepuk sebelah tangan.
Mungkin kita bisa mengerti atau merasakannya sekarang
ini. Aku sedih, Bagaimana dengan para orang yang sama sepertiku ini, yang mungkin mati sendirian
disana? Menyukai seseorang tapi malu mengatakannya: takut ditolak. Bagaimana orang
yang memilih berharap banyak untuk membalas rasa sukanya atau, yang paling
parah orang yang cintanya selalu bertepuk sebelah tangan?
Seperti yang aku alami.
![]() |
sayup mayup: lagi sms sama monyetnya*^%#^ |
2 komentar:
Hahaha...pukulnya aja monyetnya :D
setuju. hahaha.
terima kasih telah berkunjung Monza.
Posting Komentar