Hari Raya telah seminggu lebih terlewatkan. Selesai juga nulis yang ini. Staminaku menurun dratis. Kejar Deadline Fristing Novel Kulit Pisang. Alhamdulillah sudah selesai semua. Sekarang, tinggal kasih penerbit. Semoga di terima Tulisan Sampahku ini. Ok! kita Mulai.
Lebaran kali aku merasakan hal yang berbeda. Kenapa? Karena aku dapat cewek. Aku di terima jadi pacarnya dia. Setelah 24 jam menunggu jawaban manis dari dia. Seberapa manis jawabannya? berikut kita lihat.
Lebaran indentik dengan salam-salaman. Hari raya pertama, setelah silaturrahmi selesai dengan saudara. Aku pergi ke kampung sebelah, ke rumah teman di sana. Ternyata mereka udah ngumpul rame. Di situ sudah ada pendri, yasar, ridwan dan satu lagi mahluk tuhan paling di benci Rijal.
Sampai ke rumah teman. Aku langsung di ajak berputar keliling kampung. Untuk bersalaman dengan masyarakat di sana. Langsung aja deh kami duduk di rumah sodara temanku. Ada aja yang di omongin. Dari masalah pribadi, pekerjaan, pacar dan masa depan. Tapi anehnya, kami seperti ibuk yang lagi bergosip. AAaah, cowok kalau ngumpul tidak beda dengan para ibuk-ibuk sebelumnya.
Teman-teman kami yang cewek sudah banyak yang nikah. Udah punya anak lagi. Dari temanku yang lain Cuma aku yang belum ada pacar. Aku udah malas ngomongin itu. Pacar itu menurut aku omong kosong. Pacaran Di kampung tidak enak. Sekali dekat langsung di tangkap dan di kawinin.
Kadang tanpa aku sadari, ketika selesai keluar dari rumah teman, aku menuju pintu. Tersedak dalam pikiranku. Yaa, sendiri sih memang tidak enak juga. Ngak ada tempat buat kita sayang-sayangan. Kesepian.
Aku berniat harus punya pacar segera dan itu akan kulakukan.
Dulu waktu Jomblo Bukan karena aku tidak suka cewek, aku jomblo karena aku memilih. Jadi aku putuskan. Setelah hari raya pertama ini. Aku harus dapat cewek. Ini membuat arti kemenangan sendiri dalam hidupku. Aku ingin belajar cara mendapatkan cewek sama temanku. Iya, temanku bernama Rijal. Di sudah kami plot sebagai Playboy cap kampung. Albumnya sudah beredar di mana-mana. Di tingkat Kecamatan, Rijal sudah di kenal oleh banyak cewek. Aku penasaran dengan makhluk Iblis ini, kok bisa ya dia dapat cewek dengan gampangnya. Rasa ingin tahuku melonjak dratis.
Di saat kami lagi di jalan, aku bertanya sama Rijal,
“Jal, kok cewek-cewek pada mau sama ko”? “ko pakek ilmu apa aja”? ilmu gaib ya.?
“ah, ngaak. Aku kalau dah dekat sama cewek, aku selalu ngegombal”. Kata rijal dengan soknya.
“gembel bro”?
‘Bukan”. Jamban !! Ya ia lah, Gombal. Sewot Rijal.
Ini Rijal kok jadi alay gini ya.
Ngak usah banyak cincong, ko gombal aja cewek yang ko suka. Pasti dia tergelepak. Tutur Rijal.
Hmhm..
Setelah dialog pesugihan itu selesai, aku tidak jadi berharap di ajarin oleh Rijal secara mendetail. Nanti kesannya jadi krusial.
Aku tahu apa yang kulakukan. Aku akan belajar Gombal semampunya, dalam arti, sesuai dengan kekuatan dan kemampuan cara aku ngomong.
Dimana objeknya aku ngegombal? Tempatnya dimana? Aku berpikir keras waktu itu. Setelah pulang dari tempat teman tadi, aku langsung pulang ke rumah, shalat dan makan siang. Selesai makan, aku duduk di depan televise sambil menyetel channel Trans7. Arus listrik ngedrop di otakku langsung ingat Denny Cagur. Ya, Manusia Gombal, yang sering tayang di TV trans7.
Malamnya aku ke warnet, buat donload video berjenis Gombal-Gembel, apa pun itu yang berbau Gombal. Aku berjuang keras waktu itu. Aku berlatih mendalami ilmu hitam itu. Tapi akan aku coba dan coba lagi. Seperti pendekar, semakin sering berlatih, semakin tangguhlah dia dan aku yakin bahwa aku juga seorang pendekar.
2 hari Hari raya telah berlalu, telah mengisi waktu luangku untuk fokus 1 cewek dari 1 cewek yang aku taksir. (lumayan banyak).
Sebut saja namanya putri. Dia anak kampung sebelah, dia manja, cantik, matanya indah. Dia suka warna pink, dan dia suka nyanyi dangdut era-90an. Pertama kali kami ketemu, berlokasi di Tokonya. Aku mampir karena waktu itu lagi hujan. Kami ngebrol secara intens, dan aku mulai naksir si Putri. Apa putri naksir juga sama predator kayak aku? Aku ngak tahu.
Seperti anak Abege, penembakkan terjadi via telepon.
Maklum di kampung memang begitu, kalau penembakkan waktu ketemu memang ngak bisa. Takut ada intel, terus kalo ketemu bakal di Rajam. Pakek tali tambang. Apalagi jalan bedua, goyang sedikit pasti di tangkap dan di Nikahin. (luar biasa beresiko). Aku sih ngak mau begitu. Aku Lelaki terhormat kalo mau nikah, harus jentelmen. Pakek sarung dan pakek peci. Langsung tari saman depan mertua.
Pukul 9 malam, aku Gombal-Gembel via telpon dengan Putri.
“ayah kamu tukang kunci ya”?
Ngak.
“kalo gitu, ayah kamu tukang cukur ya”?
Ngak.
(bilang kok tahu begoo!!) nih anak, merasa OOon aja. Aku mulai bertanya yg lain.
“ayah kamu caleg DPRK ya”?
“Kok tahu”? (nah ini baru OK)
"Karena aku telah mencoblos hati kamu".
Kami akhirnya ketawa riang.
Setelah ke Gombalan geblek tadi berakhir dengan ketawa. Penembakkan aku sama dia akhirnya di terima.
Setelah pembicaraan ruet dengan sang pacar, via telepon. (sekarang telah menjadi pacarku). Akhirnya kami jadian. Aku berhasil mempratekkan pola Gombal yang tidak sempurna dari Denny si Manusia Gombal.
Dan ini spesial hari kemenangan. Aku merasa senang sekali. Mudah-mudah pacaran ini berlangsung lama. Untuk Musim ini dan Musim selanjutnya.
Home » Unlabelled » Gombal-Gembel
Senin, 19 Agustus 2013
Gombal-Gembel
lainnya dari
Ditulis Oleh : Unknown // Senin, Agustus 19, 2013
Kategori:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar