Kamis, 03 Juli 2014

Puasa itu seperti gula aren

Hari ketiga puasa, aku mendapat musibah yang tak terduga,
"masa, gara-gara mengusap mata karena ada asap mata jadi berdarah".

Sudah lama, mataku sebelah kiri mengalami rabun jauh. Tidak tahu pasti kapan mataku ini sakit. Tetapi aku tidak menghiraukannya, yang jelas mataku bisa membaca buku atau majalah dengan baik. Intinya mataku baik-baik saja. Selama ini hidup tidak pernah merasa terganggu dengan hal tersebut, tapi pada suatu hari ini sepertinya menganggu.

Tiga hari berpuasa..

Hari itu, aku lagi memasak daging kambing di belakang rumah bersama pak cek. Hasyimi namanya, beliau akan berbuka puasa di rumah bersama kerabat yang lain. Kami memasak dengan memakai kayu bakar, asap kian banyak ketimbang apinya, dengan bergegas aku tiup arangnya dengan ketebalan asap mencapai 280 inci. Jadi, aku pun tidak bisa lari lagi asap itu, terperangkap dalam asap. Semakin ku tiup semakin banyak asap yang terbang di sekujur kepalaku, mataku perih, sesekali ku usapkan dengan tanganku. Aku tidak tahan lagi dengan asap itu. Sampai sore hari, rupanya mataku memerah; seperti darah, seperti warna merah meriah. Aku berteriak histeris, terkejut melihatnya dalam pikiranku satu hal. Apa mataku buta?? 

Besoknya aku bergegas pergi menjumpai dokter spesialis mata dan aku merasa lega dengan perkataannya bahwa mataku tidak apa-apa...

Puasa hari itu seperti gula aren; puasanya sama dengan gula dan arennya sama dengan merah, ('mataku')..

Ditulis Oleh : Unknown // Kamis, Juli 03, 2014
Kategori:

2 komentar:

Unknown mengatakan...

unexpected ending xD


keren-keren (y)

Unknown mengatakan...

Terima kasih telah berkunjung. :D

 

Total Tayangan Halaman

Alvawan Nazmi. Diberdayakan oleh Blogger.