Minggu, 13 April 2014

Menguak tabir percintaan yang ada di Aceh

Sistem pacaran di aceh berbeda dengan provinsi lain. Selaku, aku lahir di Aceh. Hal ini sangat membuatku risau. Udah 5 tahun pacaran, eh tiba-tiba mau ajak nikah malah alasannya selesai kuliah dulu atau mau cari kerja dulu atau yang paling parahnya mau minta restu orangtua dulu. Aaaaa..

Sewaktu kuliah awal semester 1, aku tinggal di Darussalam (Banda Aceh). Saat itu ada cerita dari keluarga bahwa kak desi udah menikah sama anggota polisi di kampung. Semua keluarga sock mendengar hal ini. Keluarga ngak percaya hal ini bisa terjadi.

Namanya kak Desi saudara jauh aku dikampung, karena pas kami tinggal satu komplek di Darussalam, dia dan keluargaku sangat dekat. Setahuku kak desi berpacaran dengan Bang Samsuddin biasa dipanggil Bang Phon. Bang phon bekerja di balai desa sebagai seketaris dan mereka udah 5 tahun pacaran.

Karena Bang Phon kebanjiran dana BBR dari negara Asing. Semua biaya kuliah kak desi ditanggung sama Bang Phon. Sampai kak desi selesai kuliah. Pada saat waktu skripsi, bang phon juga pernah mengajak nikah kak desi. Namun, kak desi beralasan siap kuliah aja dulu. 

Waktu demi waktu.

Pas selesai kuliah kak desi, rupanya menghilang tanpa jejak. Bang phon sampai frustasi mencarinya. Udah 3 bulan ngak ada kabar. Terdengar berita dari orangtuaku bahwa kak desi udah kerja sebagai teler di BRI cabang Aceh Barat Daya dan sudah bertunangan dengan Anggota Polisi. Hati bang phon sejuk mendung mendengar kabar itu.

Bang Phon berencana mau berangkat ke ABDYA nyusul kak desi, tapi tertahan oleh sesuatu masalah dikeluarganya. Akhirnya, orangtuaku memberi nomor handphone baru kak desi dan menyuruh agar menelepon. Setelah 20 menit lebih bang menelepon diluar rumah, Bang Phon kembali ke ruang tamu. Dia duduk lesu, lemas, tak berdaya. Badannya seperti mayat hidup.

Lalu bang phon berpamitan.

Entah apa yang mereka bicarakan diluar rumah. Namun itu pasti jawabannya tidak menyenangkan. 2 hari selanjutnya. Bang phon ke rumah kami dan berbicara baik-baik, supaya tolong bilang kepada orangtuanya, kalau begitu pilihan dia dan orangtuanya saya ikhlas kata Bang Phon.
 
Ini mengenai orangtua kak desi bukan dengan kak desi lagi, dan menurutku ini tandanya perjodohan. Kenapa kak desi tidak memperjuangkan cintanya? Mungkin segala bentuknya sudah diatur. Kak desi hanya milih jabatan sedangkan orangtuanya hanya milih masa depan yang lebih cerah untuk putrinya. Intinya ini bukan jodoh, tapi perjodohan/pemilihan? 

Bulset ! omong kosong dengan perjodohan. Hueek cuiih..

Setelah berpacaran 5 tahun, terus perjuangan Bang Phon untuk menyekolahkan kak desi sampai selesai. ckckckk... ini baru namanya pengorbanan uang sia-sia. Haha 

Tidak ada pertemuan antara kak desi dan bang phon, Cuma via telepon. Itu sangat nyesek banget. Bagaimana denganku. Saat itu aku jomblo, gebetan banyak dan ingin sekali berpacaran. Milih dan memilih lagi mana yang cocok. 

Setelah itu.... Bang Phon akhirnya menikah dengan gadis lain dan sekarang udah mempunyai 3 orang anak.

Satu hal yang menurut aku tentang basa-basi pencintaan pemuda (agam) dan pemudi (inong) Aceh. Jangan tunangan cepat-cepat men !

Ditulis Oleh : Unknown // Minggu, April 13, 2014
Kategori:

0 komentar:

 

Total Tayangan Halaman

Alvawan Nazmi. Diberdayakan oleh Blogger.