Saatnya aku memulai mengedit
novel lagi. Hari ini semangatnya mengedit novelku kembali. Udah satu bulan
ini aku ninggalin begitu saja, tanpa bilang apa-apa sama novel.
*hikss, aku mencintaimu
novel aku tidak mau jauh darimu. Hehe
Seperti biasa, aku menjadi
pembaca baru buat novel yang aku terbitkan. Membaca, melihat, merasakan, meraba
dan mengedit setiap kata dan kalimat. Dari kalimat pasif menjadi kalimat aktif.
Memberi diksi yang pas bahkan dialog yang garing. Untuk Sinopsisnya, lagi berkerjasama dengan @Zri di Bandung. Sinopsis yang dulu aku pakai harus dirubah lagi karena belum pas.
Oke, ada yang lucu ketika namaku
yang sekarang tidak sekeren dengan apa yang aku bayangin. Mungkin namaku
sekarang lebih cocok dengan nama “Syamsuddin”. Lihat aja permukaan dasar
tampangku gimana.
Nah... Nama..
Yak, Nama? Apa yang terjadi
dengan nama? Apa jadinya kalau nama kamu disamarkan oleh kamu sendiri? Apalagi
sering kita dengar tentang apalah arti sebuah nama?
Tidak lucunya bagiku. Namaku
sebenarnya berubah atas ketidaktahuanku, aku tidak tahu kalau namaku telah
berganti. Orangtua menciptakan namaku semasa kecil adalah Ichwan Hariri
Syahraini. Waktu kecil aku bandel banget, liar, agresif, suka eek tempat umum
dan menjarah mainan anak orang. Semenjak kelakuan yang semberiwing itu orangtua
sengaja mengurungku di rumah, supaya tidak terjadi hal-hal yang mengerikan
lagi. Cucok ! *Aku persis seperti hewan peliharaan mereka.
Kelakuan terbawa ke sekolah,
pas sekolah SD aku juga sering main sama teman. Lari sana-sini, main kelereng,
main petak umpet pokoknya dalam otakku main saja. Di dalam “kelas” satu SD, kami
main topeng power rangers sama temanku, pas aku naik ke atas meja topengku
menutup mata dan tidak sengaja aku menendang muka temanku sampai berdarah. Kejadian
brutal itu berbuah pahit. Aku segera dipanggil ke kantor oleh guru untuk
memulai penghukuman, pantatku sampai merah kayak pantat monyet “babon” dipukul
sama Rol lalu aku di suruh pulang.
Tidak itu saja, besoknya
orangtua ke sekolah. Entah apa yang mereka katakan di dalam kantor. Yang pasti
itu hari yang menengangkan. Aku hampir membunuh temanku sendiri, dan kayaknya orangtua
bakal membunuhku juga. (aku hampir pingsan) Aaaaa....
Selesai Ebtanas kelas 6 SD.
Ketika melihat Ijazah yang keluar, baru aku sadar kalau namaku yang sebenarnya
adalah Ichwan Nazmi. Aku diam sebentar dan ketawa. Muahahahaha.... dan mulai
nangis, hhiksss.. Aaaaaaaaa
Sejak menjadi Guru, aku
mulai mikir secara dewasa kalau nama diubah berarti sikapku juga berubah dong.
Begitulah niat baik orangtuaku..
Masalah timbul waktu dunia
facebook dilahirkan oleh Mark Zuckerberg setan itu. Semejak itu aku harus milih
nama yang pas untuk akun facebook. Hampir semua teman, pacar, selingkuhan
(hehe) dan gebetan aku tanyain, apa nama yang cocok buat akun facebookku.
Karena pada ngak cocok
semuanya, aku mulai mengolah namaku sendiri. Mulai dari Ywan sastra koliekj,
Iwan Winggi, dan koliekj kimooe. Tapi, lama kelamaan aku pikir semuanya nama
aneh dan jelek.
Suatu ketika, pada sesi
catingan facebook aku berkenalan dengan Icha walaupun kami belum pernah jumpa dia
ngasih pertanyaan buatku:
Icha: kamu suka nama dari bentuk mana?
Aku: Maksudnya?
Icha: Kamu itu biasanya
terinspirasi dari siapa? Jangan di indonesia tapi di luar negeri.
Aku: Siapa ya? Aku bingung
nih?
Icha: Coba dulu mikir..
Aku: Yap ada cha, aku paling
suka dengan kisah hidupnya Thomas Alva Edison penemu lampu pijar itu.
Icha: Oh ya? Terus.
Aku: a... haa.. ambil nama
tengahnya aja “Alva”, jadi Alvawan. Hehe
Icha: boleh-boleh.
Aku: keren ngak.
Icha: lumayan.
Aku: hehe
Nah sejak saat itu, aku jadi
pakai tuh nama jadi Alvawan Nazmi. Ternyata dengan nama itu, hidupku mulai
menjadi semangat, aku pikir: dengan memberikan sinar seperti Thomas Alva Edison
keseluruh dunia, maka akupun berharap juga bisa demikian. Haha.
Aku lagi makan yang ini nih;
saking banyaknya kumakan jantung terasa panas. Hadeuhhh..
![]() |
Durian: kamu jangan memakanku. :( |
0 komentar:
Posting Komentar